MOZART Ternyata Tidak Membuat Cerdas! (Kesalahan paradigma "musik membuat anak cerdas")
Sebuah fakta baru penelitian bahwa ternyata musik klasik tidak memiliki pengaruh apapun terhadap kemampuan kognitif seorang anak. Itu artinya, mendengarkan musik klasik tidak mencerdaskan anak sebagaimana yang selama ini kita tahu. Selama bertahun-tahun, kita terkecoh oleh publisitas yang banyak membesar-besarkan tentang musik klasik yang dapat memacu kecerdasan seorang anak.
Dulu, sebelum saya mengenal banyak keajaiban Al-Qur’an, saya cenderung memegang pendapat bahwa musik klasik dapat merangsang perkembangan otak janin dan mencerdaskan anak. Tapi, beberapa tahun kemudian, saya mulai berpikir, jika mozart yang ciptaan manusia saja bisa mencerdaskan anak, maka tentu Al-Qur’an yang merupakan mukjizat yang telah Allah berikan kepada kita ini lebih dapat mencerdaskan anak.
Dan ternyata itu benar.
Beberapa orang peneliti dari University of Vienna, Austria yakni Jakob Pietschnig, Martin Voracek dan Anton K. Formann dalam riset mereka yang diberi judul “Mozart Effect” mengemukakan kesalahan besar dari hasil penelitian musik yang melegenda ini.
Pietschnig dan kawan-kawannya mengumpulkan semua pendapat dan temuan para ahli terkait dampak musik Mozart terhadap tingkat intelegensi seseorang kemudian mereka membuat riset terhadap 3000 partisipator. Hasilnya ternyata sangat mengejutkan! Berdasarkan penelitian terhadap ribuan partisipator itu, Pietschnig dan rekan-rekannya menyimpulkan bahwa tidak ada stimulus atau sesuatu yang mendorong peningkatan kemampuan spasial seseorang setelah mendengarkan musik Mozart.
Senada dengan Jacob Pietschnig dan kawan-kawannya, sebuah tim peneliti Jerman yang terdiri atas ilmuwan, psikolog, filsuf, pendidik, dan ahli musik mengumpulkan berbagai literatur dan fakta mengenai efek mozart ini. Mereka mengemukakan bahwa sangat tidak mungkin mozart dapat membuat seorang anak menjadi jenius.
Penelitian terbaru ini membantah habis-habisan hasil riset psikolog Frances Rauscher dan rekan-rekannya di University of California pada tahun 1993 yang mengemukakan bahwa musik Mozart ternyata dapat meningkatkan kemampuan mengerjakan soal-soal mengenai spasial.
Wow…padahal, selama ini kita sudah terlanjur percaya pada legenda musik klasik ini, ya?
Kembali kepada Al-Qur’an
Berbeda dengan Al-Qur’an. Al-Qur’an adalah mukjizat yang telah Allah jamin kemurniannya hingga hari kiamat kelak. Ada banyak kemuliaan dan kebaikan yang ada dalam Al-Qur’an. Salah satunya adalah Al-Qur’an dapat merangsang perkembangan otak anak dan meningkatkan intelegensinya.
Setiap suara atau sumber bunyi memiliki frekuensi dan panjang gelombang tertentu. Nah, ternyata, bacaan Al-Qur’an yang dibaca dengan tartil yang bagus dan sesuai dengan tajwid memiliki frekuensi dan panjang gelombang yang mampu mempengaruhi otak secara positif dan mengembalikan keseimbangan dalam tubuh.
Al-Qur’an memiliki efek yang sangat baik untuk tubuh, seperti; memberikan efek menenangkan, meningkatkan kreativitas, meningkatkan kekebalan tubuh, meningkatkan kemampuan konsentrasi, menyembuhkan berbagai penyakit, menciptakan suasana damai dan meredakan ketegangan saraf otak, meredakan kegelisahan, mengatasi rasa takut, memperkuat kepribadian, meningkatkan kemampuan berbahasa, dsb.
Pada asalnya, milyaran sel saraf dalam otak manusia bergetar secara konstan. Sel ini berisi program yang rumit dimana milyar sel-sel di sekitar berinteraksi dalam sebuah koordinasi yang luar biasa yang menunjukkan kebesaran Allah.
Sebelum bayi lahir, sel-sel otaknya mulai bergetar berirama secara seimbang. Tapi setelah kelahirannya, tindakan masing-masing akan mempengaruhi sel-sel otak dan cara mereka bergetar. Jadi jika beberapa sel otak tidak siap untuk mentoleransi frekuensi tinggi, ini dapat menyebabkan gangguan dalam sistem getar otak yang pada gilirannya menyebabkan banyak penyakit fisik dan psikologis.
Seorang peneliti bernama Enrick William Duve menemukan bahwa otak bereaksi terhadap gelombang suara tertentu. Dan gelombang tersebut dapat berpengaruh secara positif dan negatif. Ketika beredar informasi bahwa musik klasik berpengaruh terhadap perkembangan otak manusia, banyak kalangan menggunakan musik klasik sebagai obat terapi.
Tapi, Al-Qur’an tetaplah obat yang terbaik. Terapi dengan Al-Qur’an terbukti mampu meningkatkan kecerdasan seorang anak, menyembuhkan berbagai penyakit, dsb. Ini dikarenakan frekuensi gelombang bacaan Al-Qur’an memiliki kemampuan untuk memprogram ulang sel-sel otak, meningkatkan kemampuan, serta menyeimbangkannya.
Satu lagi, Al-Qur’an diturunkan dengan bahasa Arab, yakni bahasa yang memiliki nilai sastra yang tinggi, dan bahasa nomor satu yang paling sulit untuk dipelajari. Kita tahu, bahwa tidak ada satupun dari kita yang mampu menandingi keindahan bahasa Al-Qur’an. Namun, tahukah Anda, bahwa ternyata jika kita mampu berbahasa Arab dapat memudahkan kita untuk menguasai bahasa asing lainnya?
Anak-anak yang terbiasa membaca Al-Qur’an disertai dengan memahami maknanya, ternyata memiliki kemampuan berbahasa yang lebih baik daripada anak-anak lain. Bahkan meski bahasa tersebut masih asing, ia tidak membutuhkan waktu yang lama untuk kemudian menguasainya, insya Allah.
Janin usia 7 bulan sudah dapat merespon suara-suara di sekitar ibunya. Nah, untuk itulah, penting bagi ibu hamil untuk banyak-banyak memperdengarkan Al-Qur’an kepada janinnya. Kita tidak mengharapkan mereka mengerti dan memahami apa yang kita baca. Namun, membiasakannya mendengarkan Al-Qur’an sejak dalam kandungan, membantunya untuk tumbuh dengan intelegensi tinggi, kemampuan berbahasa yang baik, dan kepribadian yang baik pula.
"Allah telah menurunkan Perkataan yang paling baik (yaitu) Al Quran yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan kitab itu Dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. dan Barangsiapa yang disesatkan Allah, niscaya tak ada baginya seorang pemimpinpun. (QS. Az Zumar : 23)
"(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. (Q.S Ar Ra'd 28)
Hadaanallahu Wa Iyyakum Ajma`in, Wallahu A`lam Bish-shawab,
Semoga bermanfaat dan semoga memberi pencerahan bagi kita semuanya.. Aamiin..
dari https://plus.google.com/u/0/116114718634760251359
Keterangan
Blog ini merupakan pandangan-pandangan saya, tentang keluarga saya, Saran-saran teman-teman dan tentang apa yang dicita-citkan orang tua saya
Sabtu, 02 Februari 2013
Jumat, 01 Februari 2013
RIBA
Kata “riba” bererti bertambah, subur atau
lebih. Di antara pengertian atau
definasinya menurut hukum syarak ialah :
1. Akad bagi membuat pertukaran barang
yang tertentu tidak diketahui persamaannya mengikut kiraan syarak
ketika akad atau diketahui persamaannya
tetapi dengan menangguhkan kedua-dua
tukaran itu atau salah satunya.
2. Pertambahan pada pertukaran emas
dan perak juga pada jenis-jenis benda makanan.
HUKUM PERBUATAN RIBA
Perbuatan riba hukumnya haram dan
berdosa besar. Di antara ayat-ayat Al-
Quran dan hadis-hadis yang menunjukkan
haram dan kotornya perbuatan riba ini adalah seperti berikut :
Ertinya :
Dan Allah menghalalkan jualbeli dan
mengharamkan riba.
Ertinya :
Wahai orang-orang yang beriman ! Takutlah kepadaAllah dan tinggalkan sisa-
sisa riba itu, jika kamu orang beriman
Daripada Ibni Masud.
Ertinya :
Bahawa Nabi s.a.w. melaknanti pemakan
riba, pemberinya, saksinya dan juru tulisnya. Daripada Jabir r.a.
Ertinya :
Melaknati Rasulullah s.a.w. memakan riba,
pemberinya, juru tulisnya, saksinya dan ia
berkata : “Mereka itu sama sahaja.”
- HIKMAT PENGHARAMAN RIBA Islam mengharamkan riba kerana
akibatnya terlalu buruk terhadap anggota
masyarakat. Riba merupakan penindasan
dan pemerasan setengah orang-orang
kaya terhadap orang-orang miskin.
Setengah-setengah orang menganggap riba sama saja dengan jualbeli kerana
kedua-duanya sama-sama
mendatangkan keuntungan. Anggapan ini
jauh terpesong dari hakikat yang
sebenarnya. Anggapan ini jauh terpesong
dari hakikat yang sebenarnya. Kedua- dauanya jauh berbeza. Jualbeli
diharuskan kerana mendatangkan faedah
yang besar kepada masyarakat.
Walaupun ia mendatangkan keuntungan
yang berlipat-ganda, namun ia juga
terdedah kepada kerugian, kadang- kadang mendatangkan keuntungan dan
kadang-kadang mendatangkan kerugian.
Hal ini berlainan sekali dengan riba kerana
ianya sekali-sekali tidak terdedah kepada
kerugian, malah sentiasa mendatangkan
keuntungan. Dalam masyarakat kita bukan sedikit
orang-orang yang berhutang kepada ceti-
ceti, bergadai kepada pajak-pajak gadai
secara riba telah kehilangan kebun getah,
tanah padi dan sebagainya kerana tidak
sanggup membayar hutang, membayar bunga, membayar faedah (interest) yang
dikenakan berlipat-ganda ke atas mereka.
Sebaliknya pihak pemakan riba
bertambah kaya-raya dan senang-linang.
Pendeknya perbuatan riba merupakan
suatu penindasan dan cengkaman yang amat buruk terhadap anggota
masyarakat. Di akhirat kelak mereka akan
mendapat hukuman daripada Allah.
Firman Tuhan :
Ertinya :
Orang-orang yang memakan riba, tidak berdiri, melainkan seperti berdirinya orang
yang dirasuk syaitan, yang demikian
kerana mereka berkata : jualbeli itu seperti
riba, dan Allah menghalalkan jualbeli dan
mengharamkan riba.
Dari huraian di atas, dapat ditarik beberapa kesimpulan seperti berikut :
1. Riba merupakan pemerasan dan
penindasan yang terkutuk.
2. Riba menghilangkan rasa tolong
menolong di antara satu sama lain.
3. Riba menambahkan kemelaratan dan kesusahan ke atas orang-orang susah dan
miskin.
4. Riba menanamkan semangat tamak
haluba kepada orang-orang yang berada
dan kaum-kaum pemodal, sebaliknya
menimbulkan semangat kebencian dan hasad dengki di dalam hati orang-orang
miskin.
5. Orang-orang yang menjalankan
perbuatan riba, di akhirat kelak akan
menerima hukuman berat daripada Allah.
Kerana keburukan-keburukan itulah, Islam mengharamkan perbuatan riba dan
mengutuk keras ka atas orang-orang yang
terlibat dalam urusan riba.
- BENDA-BENDA RIBA
Benda-benda yang terdapat padanya riba
adalah sebagaimana tersebut dalam hadis yang diriwayatkan daripada Ubadah bin
Al-Samit daripada Nabi s.a.w. berkata ia :
Ertinya :
Emas dengan emas, perak dengan perak,
gandum dengan gandum, syair dengan
syair, tamar dengan tamar, garam dengan garam, sama-sama banyak dengan tunai,
maka jika berlainan jenis-jenis ini, maka
juallah kamu sebagaimana yang kamu
kehendaki jika dengan tunai.
- ILAT PENGHARAMAN
Dari sabda Rasulullah s.a.w. yang tersebut pada 5.3 itu, secara garis kasarnya,
benda-benda riba tercantum dalam dua
perkara, iaitu :
1. BENDA-BENDA MAKANAN
2. EMAS DAN PERAK
Jadi benda-benda riba itu bukanlah hanya terkhas kepada enam perkara benda-
benda yang tersebut pada 5.3 itu sahaja.
Benda-benda yang tersebut itu hanyalah
sebagai dasar illat pengharaman sahaja.
Syafii menetapkan illat pengharaman
benda-benda makanan ialah ‘makanan’ ; illat pengharaman emas dan perak ialah
kerana kedua-duanya itu merupakan “nilai
bagi sesuatu”. Tetapi Hanafi menetapkan
illat pengharamannya ialah “sukatan dan
timbangan”.
- JENIS-JENIS RIBA Riba terbahagi kepada tiga jenis, iaitu :
1. RIBA AN-NASIAH: Riba yang dibayar
lebih kerana bertangguh pembayarannya.
Riba jenis inilah yang banyak terjadi di
kalangan masyarakat kita.
2. RIBA-FADZL: Iaitu riba yang dibayar lebih pada satu pihak penukaran seperti
ditukar segantang beras malinja dengan
dua gantang beras yang lain.
3. RIBA-YAD: Iaitu riba yang dibayar lebih
kerana tidak berterimaan di dalam majlis
akad. - SYARAT-SYARAT PENJUALAN
BARANG-BARANG RIBA
Tidak harus menjual barang-barang jenis
riba sesama jenisnya dan yang bukan
sesama jenisnya kecuali dengan syarat-
syarat seperti berikut : 1. SESAMA JENISNYA:
Jika dijual barang-barang makanan
dengan makanan sesama jenisnya seperti
gandum dengan gandum, beras dengan
beras, dan juga jika dijual emas dengan
emas, perak dengan perak, disyaratkan tiga perkara, iaitu :
(a) Hendaklah bersamaan kedua-duanya
pada sukatan / timbangan
(b) Hendaklah dengan tunai
(c) Hendaklah berterimaan di dalam majlis
akad. 2. TIDAK SESAMA JENIS:
Jika dijual benda-benda tidak sesama
jenisnya seperti gandum dengan beras,
gandum dengan syair, emas dengan
perak, disyaratkan dua perkara, iaitu :
(a) Hendaklah dengan tunai (b) Hendaklah berterimaan di dalam majlis
akad
Ertinya jika dijual barang-barang bukan
sesama jenisnya, boleh berlebih kurang di
antara satu sama lain.
- BENDA-BENDA YANG BERLAINAN BANGSA
Bagi benda-benda yang berlainan bangsa
dan jenisnya seperti padi dengan wang,
beras dengan kain atau sebagainya, tidak
dikenakan apa-apa syarat padanya.
Sekianlah sahaja beberapa perkara mengenai riba. Termasuk juga dalam
golongan riba jika diberi hutang dan
disyaratkan membayar lebih kepada tuan
hutang. Oleh kerana perbuatan riba ini
amat merbahaya dan terkutuk, wajiblah
setiap orang berhati-hati dalam menjalankan segala jenis urusan
muamalat.
Oleh Ustd Tatang
RIBA
Kata “riba” bererti bertambah, subur atau
lebih. Di antara pengertian atau
definasinya menurut hukum syarak ialah :
1. Akad bagi membuat pertukaran barang
yang tertentu tidak diketahui persamaannya mengikut kiraan syarak
ketika akad atau diketahui persamaannya
tetapi dengan menangguhkan kedua-dua
tukaran itu atau salah satunya.
2. Pertambahan pada pertukaran emas
dan perak juga pada jenis-jenis benda makanan.
HUKUM PERBUATAN RIBA
Perbuatan riba hukumnya haram dan
berdosa besar. Di antara ayat-ayat Al-
Quran dan hadis-hadis yang menunjukkan
haram dan kotornya perbuatan riba ini adalah seperti berikut :
Ertinya :
Dan Allah menghalalkan jualbeli dan
mengharamkan riba.
Ertinya :
Wahai orang-orang yang beriman ! Takutlah kepadaAllah dan tinggalkan sisa-
sisa riba itu, jika kamu orang beriman
Daripada Ibni Masud.
Ertinya :
Bahawa Nabi s.a.w. melaknanti pemakan
riba, pemberinya, saksinya dan juru tulisnya. Daripada Jabir r.a.
Ertinya :
Melaknati Rasulullah s.a.w. memakan riba,
pemberinya, juru tulisnya, saksinya dan ia
berkata : “Mereka itu sama sahaja.”
- HIKMAT PENGHARAMAN RIBA Islam mengharamkan riba kerana
akibatnya terlalu buruk terhadap anggota
masyarakat. Riba merupakan penindasan
dan pemerasan setengah orang-orang
kaya terhadap orang-orang miskin.
Setengah-setengah orang menganggap riba sama saja dengan jualbeli kerana
kedua-duanya sama-sama
mendatangkan keuntungan. Anggapan ini
jauh terpesong dari hakikat yang
sebenarnya. Anggapan ini jauh terpesong
dari hakikat yang sebenarnya. Kedua- dauanya jauh berbeza. Jualbeli
diharuskan kerana mendatangkan faedah
yang besar kepada masyarakat.
Walaupun ia mendatangkan keuntungan
yang berlipat-ganda, namun ia juga
terdedah kepada kerugian, kadang- kadang mendatangkan keuntungan dan
kadang-kadang mendatangkan kerugian.
Hal ini berlainan sekali dengan riba kerana
ianya sekali-sekali tidak terdedah kepada
kerugian, malah sentiasa mendatangkan
keuntungan. Dalam masyarakat kita bukan sedikit
orang-orang yang berhutang kepada ceti-
ceti, bergadai kepada pajak-pajak gadai
secara riba telah kehilangan kebun getah,
tanah padi dan sebagainya kerana tidak
sanggup membayar hutang, membayar bunga, membayar faedah (interest) yang
dikenakan berlipat-ganda ke atas mereka.
Sebaliknya pihak pemakan riba
bertambah kaya-raya dan senang-linang.
Pendeknya perbuatan riba merupakan
suatu penindasan dan cengkaman yang amat buruk terhadap anggota
masyarakat. Di akhirat kelak mereka akan
mendapat hukuman daripada Allah.
Firman Tuhan :
Ertinya :
Orang-orang yang memakan riba, tidak berdiri, melainkan seperti berdirinya orang
yang dirasuk syaitan, yang demikian
kerana mereka berkata : jualbeli itu seperti
riba, dan Allah menghalalkan jualbeli dan
mengharamkan riba.
Dari huraian di atas, dapat ditarik beberapa kesimpulan seperti berikut :
1. Riba merupakan pemerasan dan
penindasan yang terkutuk.
2. Riba menghilangkan rasa tolong
menolong di antara satu sama lain.
3. Riba menambahkan kemelaratan dan kesusahan ke atas orang-orang susah dan
miskin.
4. Riba menanamkan semangat tamak
haluba kepada orang-orang yang berada
dan kaum-kaum pemodal, sebaliknya
menimbulkan semangat kebencian dan hasad dengki di dalam hati orang-orang
miskin.
5. Orang-orang yang menjalankan
perbuatan riba, di akhirat kelak akan
menerima hukuman berat daripada Allah.
Kerana keburukan-keburukan itulah, Islam mengharamkan perbuatan riba dan
mengutuk keras ka atas orang-orang yang
terlibat dalam urusan riba.
- BENDA-BENDA RIBA
Benda-benda yang terdapat padanya riba
adalah sebagaimana tersebut dalam hadis yang diriwayatkan daripada Ubadah bin
Al-Samit daripada Nabi s.a.w. berkata ia :
Ertinya :
Emas dengan emas, perak dengan perak,
gandum dengan gandum, syair dengan
syair, tamar dengan tamar, garam dengan garam, sama-sama banyak dengan tunai,
maka jika berlainan jenis-jenis ini, maka
juallah kamu sebagaimana yang kamu
kehendaki jika dengan tunai.
- ILAT PENGHARAMAN
Dari sabda Rasulullah s.a.w. yang tersebut pada 5.3 itu, secara garis kasarnya,
benda-benda riba tercantum dalam dua
perkara, iaitu :
1. BENDA-BENDA MAKANAN
2. EMAS DAN PERAK
Jadi benda-benda riba itu bukanlah hanya terkhas kepada enam perkara benda-
benda yang tersebut pada 5.3 itu sahaja.
Benda-benda yang tersebut itu hanyalah
sebagai dasar illat pengharaman sahaja.
Syafii menetapkan illat pengharaman
benda-benda makanan ialah ‘makanan’ ; illat pengharaman emas dan perak ialah
kerana kedua-duanya itu merupakan “nilai
bagi sesuatu”. Tetapi Hanafi menetapkan
illat pengharamannya ialah “sukatan dan
timbangan”.
- JENIS-JENIS RIBA Riba terbahagi kepada tiga jenis, iaitu :
1. RIBA AN-NASIAH: Riba yang dibayar
lebih kerana bertangguh pembayarannya.
Riba jenis inilah yang banyak terjadi di
kalangan masyarakat kita.
2. RIBA-FADZL: Iaitu riba yang dibayar lebih pada satu pihak penukaran seperti
ditukar segantang beras malinja dengan
dua gantang beras yang lain.
3. RIBA-YAD: Iaitu riba yang dibayar lebih
kerana tidak berterimaan di dalam majlis
akad. - SYARAT-SYARAT PENJUALAN
BARANG-BARANG RIBA
Tidak harus menjual barang-barang jenis
riba sesama jenisnya dan yang bukan
sesama jenisnya kecuali dengan syarat-
syarat seperti berikut : 1. SESAMA JENISNYA:
Jika dijual barang-barang makanan
dengan makanan sesama jenisnya seperti
gandum dengan gandum, beras dengan
beras, dan juga jika dijual emas dengan
emas, perak dengan perak, disyaratkan tiga perkara, iaitu :
(a) Hendaklah bersamaan kedua-duanya
pada sukatan / timbangan
(b) Hendaklah dengan tunai
(c) Hendaklah berterimaan di dalam majlis
akad. 2. TIDAK SESAMA JENIS:
Jika dijual benda-benda tidak sesama
jenisnya seperti gandum dengan beras,
gandum dengan syair, emas dengan
perak, disyaratkan dua perkara, iaitu :
(a) Hendaklah dengan tunai (b) Hendaklah berterimaan di dalam majlis
akad
Ertinya jika dijual barang-barang bukan
sesama jenisnya, boleh berlebih kurang di
antara satu sama lain.
- BENDA-BENDA YANG BERLAINAN BANGSA
Bagi benda-benda yang berlainan bangsa
dan jenisnya seperti padi dengan wang,
beras dengan kain atau sebagainya, tidak
dikenakan apa-apa syarat padanya.
Sekianlah sahaja beberapa perkara mengenai riba. Termasuk juga dalam
golongan riba jika diberi hutang dan
disyaratkan membayar lebih kepada tuan
hutang. Oleh kerana perbuatan riba ini
amat merbahaya dan terkutuk, wajiblah
setiap orang berhati-hati dalam menjalankan segala jenis urusan
muamalat.
Oleh Ustd Tatang
Langganan:
Postingan (Atom)